Orang Tua seringkali tidak siap ketika buah hatinya mulai berbicara dan berinteraksi dengan lingkungan kemudian pulang dengan "seabrek" pertanyaan kepada ibu-bapaknya.
Setiap manusia dilahirkan dengan bekal kemampuan berpikir yang sama, karena manusia dalam filsafat memang dikenal sebagai hewan yang berpikir.
Tetapi, soal pertumbuhan dan perkembangan kemampuan berpikir anak di antaranya ditentukan oleh faktor keluarga.
Bukankah telah menjadi pemahaman umum bahwa seorang anak selalu tertarik bertanya. Dari mulai bisa bicara, mereka pasti akan selalu bertanya, "Apa itu, apa ini." Meningkat sedikit, "Yah, pain," yang maksudnya ayah ngapain.
Suatu waktu seorang anak SD berumur 8 tahun membaca buku tentang istri Fir'aun. Karena ia kerap mendengar nama Fir'aun jahat, cerita istri Fir'aun itu jelas baru dan menumpuk gumpalan rasa penasaran dalam benaknya.
Setiba di rumah datang sang ayah ia sontak bertanya. "Yah, kenapa Fir'aun yang jahat punya istri yang sholehah?"
Mendengar pertanyaan itu, sang ayah yang sesungguhnya baru saja tiba di rumah setelah seharian bekerja menjawab, "Kalau menurut kamu kira-kira kenapa?"
Sang anak menjawab, "Tidak tahu."
Ayahnya pun menimpali, "Itu adalah cara Allah mendidik kita, bahwa iman atau hidayah itu adalah di tangan Allah. Biar Fir'aun ingin seluruh orang Mesir menyembah dirinya, Allah memberikan petunjuk kepada istrinya, sehingga sang istri justru beriman kepada Allah."
"Pelajaran yang bisa diambil," sang ayah melanjutkan, "Jangan sombong, karena kita pasti punya kelemahan. Kelemahan Fir'aun justru pada dirinya sendiri yang sangat tidak dia sadari. Kedua, jangan putus asa. Biar bagaimanapun keadaan, tetaplah beriman, sekalipun keluarga sendiri menentang. Lihatlah keteguhan Asiyah, istri Fir'aun itu."
Mendengar jawaban tersebut sang anak nampak puas, sekalipun sudah pasti tidak mungkin 100% paham sebagaimana orang dewasa mengerti.
Tetapi, setidaknya jawaban itu menjadi tangga bagi sang anak untuk terus kreatif bertanya. Dan, bukankah bertanya adalah pintu berpikir yang paling sederhana?
Persoalan akan menjadi runyam jika orangtua tidak siap, sehingga menjawab sekenanya. "Ah, kamu kan sudah baca, masak tidak tahu." Atau, "Udahlah nanti saja dibahas, ini baru pulang, capek tahu."
Maka psikologi anak merasa pertanyaan yang diajukannya tidak penting dan itu berarti dia telah salah membaca kisah, sehingga ia akan berkesimpulan, esok tidak perlu lagi membaca, apalagi bertanya. Faktanya, ia tak diakui dengan pertanyaan-pertanyaan yang sungguh dirinya benar-benar butuh jawaban.
Dari fakta yang demikian ini, para orangtua memang seharusnya tidak merasa harus berhenti membaca. Tetapi harus lebih meningkat lagi intensitas membacanya.
Bukankah kita ingin anak-anak tumbuh menjadi insan yang cerdas? Jika kita tak pernah menjawab pertanyaan anak-anak secara cerdas, dari mana harapan itu akan terwujud?
Jangan sampai kita menjadi orangtua yang gagal paham. Ingin anak cerdas, tetapi kita lupa menyiapkan diri menjadi mentor atau coach terbaik bagi anak. Atau lebih tragis lagi, seperti yang dilakukan Azar kepada putranya Ibrahim yang menjadi Nabi dan Rasul.
Kala sang anak banyak bertanya dan menyampaikan argumentasi, sedangkan dirinya tidak lagi memiliki stok pengetahuan, logika dan referensi untuk menjawabnya, ia berubah menjadi sosok yang seolah tak lagi mengenal putranya itu.
“Bencikah kamu kepada tuhan-tuhanku, hai Ibrahim? Jika kamu tidak berhenti, maka niscaya kamu akan kurajam, dan tinggalkanlah aku buat waktu yang lama.” (QS. Maryam: 46).
Kisah dalam Alquran itu adalah fakta kehidupan, dimana orangtua mesti berpengetahuan, bijaksana dan siap berbeda pendapat dengan landasan ilmu, bukan emosi.
Beruntung jika anaknya memiliki keberanian seperti Ibrahim, jika tidak, anak-anak kita akan terkurung oleh ketidaktahuan orang tua namun memiliki tumpukan harapan besar kepada buah hatinya.
Oleh karena itu, mulai dari sekarang, bersiaplah menjadi orang tua, yang siap memberikan jawaban cerdas atas setiap pertanyaan kritis anak-anak kita. Selamat mencoba!
Jihan
DayCare Rumah Penitipan Anak Usia 4bln-6thn, Jl Arya Putra No.34 Kedaung,
Pamulang - TangSel 15415, CP: Bunda Yayat, Mobile: +628-235-235-3646. Penitipan
anak jakarta, yayat maryati, Bandung, tangerang, tangerang selatan, pamulang,
bintaro, pondok cabe, pesawat, persib, Harga tempat penitipan anak, Tempat
penitipan anak tangerang, Kurikulum penitipan anak, Usaha tempat penitipan
anak, Taman penitipan anak, Jasa penitipan anak, Biaya penitipan, Jasa
penitipan anak, baby daycare tangerang, baby daycare jakarta, baby daycare
pamulang, baby daycare bintaro, baby daycare ciputat, baby daycare pondok cabe,
baby daycare pd cabe, baby daycare di tangerang selatan, baby daycare di
tangerang, baby daycare di jakarta, baby daycare di pamulang, baby daycare di bintaro,
baby daycare di ciputat, baby daycare di pondok cabe, baby daycare di pd cabe,
baby daycare tangerang di selatan, Penitipan anak jakarta, Penitipan anak
ciputat, Penitipan anak pamulang, Penitipan anak tangerang, Penitipan anak
tangerang selatan, Penitipan anak bintaro, penitipan anak di bintaro, penitipan
anak di ciputat, penitipan anak terbaik di jakarta, bisnis, hipmi, ukm, umkm,
bank, mandiri, khusus ibu yang bekerja, karir, berkarir, anak anda tidak ada
yang mengasuh, anak titipan tuhan, jagalah dia baik-baik, Ahok, Joko, Monas,
Bus Way, Tol, Money, Bank, Bisnis, UKM, jangan berangkat kerja sebelum
menitipkan anak di Jihan DayCare, anak anteng rezeki kenceng, cara tepat
pengasuhan anak, lebih praktis ke penitipan anak, anda kesulitan dengan baby
sitter, TDA, Tangan Di Atas, JDC solusinya, sepak bola, timnas, bank bca, bank
mandiri, bank bni, pssi, u18, u19, u20, u21, u22, Liga 1, gojek, traveloka,
Liga 2, PSSI, Ayah, Bunda, Ibu, Bapak, Adik, Kakak, Bobo, Tidur, Parenting,
Keluarga, Jihan DayCare, Rumah Penitipan dan Pendidikan anak usia dini, usia 4
bulan sampai 6 tahun, Telkom, Telkomsel, Simpati, Presiden, Sehat, ceria,
nyanyi, cerita, dongeng, senyum, bahagia, senang, hormat, sopan, santun, budi
pekerti, lemah lembut, anies baswedan, smart, cerdas, tutur kata, runut,
penitipan anak, penitipan anak, penitipan, anak, penitipan anak jakarta,
penitipan anak jabotabek, jakarta, bogor, tangerang, bekasi, depok, sawangan,
golf, makan, minum, gratis, free, asri, alami, makan, minum, belajar,
sosialisasi, apartemen, rumah, susun, rumah susun, pemilu, pemilukada, cagub,
cawagub, gubernur, walikota, bupati, kpu, hari pencoblosan, parenting, meeting,
bisnis, tanah abang, pasar, kereta, commuter line, statsiun, kereta api,
pesawat, indonesia, proklamasi, merdeka, kemerdekaan, republik, 17, 17 Agustus
1945, Jl Arya Putra No 34 RT 09/10, Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan 15415,
08-235-235-3646, 082352353646, anak,
penitipan, penitipan anak, baby, daycare, baby daycare, tempat penitipan anak,
jakarta, ciputat, pamulang,bintaro, persib, baby massage, baby spa, terapi,
urut, pijat, oke oce, anis baswedan, sandy, anis sandy, menteri, mentri, cipayung,
jombang, sawah baru, sawah lama, serua, serua indah, cempaka putih, cireundeu,
pisangan, pondok ranji, rempoa, rengas, bambu apus, benda baru, pamulang barat,
pamulang timur, pondok benda, pondok cabe ilir, pondok cabe udik, jurang mangu
barat, jurang mangu timur, perigi lama, perigi baru, pondok aren, pondok
betung, pondok jaya, pondok kacang barat, pondok kacang timur, pondok karya,
pondok timur, pondok kacang, serpong, serpong utara, setu, piala presiden,
jawa, sunda, betawi, taman, main, taman main, penitipam anak di bintaro,
penitipan anak bintaro, www.jihandaycare.com , liga 1, gojek, traveloka, liga1
gojek traveloka, piala dunia, world cup, russia, argentina, spanyol, portugal,
brazil, cr7, cristiano ronaldo, asian games, russia, asian games, kak seto, gojek,
nadiem makarim, traveloka, telkomsel, indosat, indonesia, france,prancis,
lazada, bukalapak, blibli, shopee, google, seto mulyadi, day care ciputat, daycare
ciputat, daycare pamulang, daycare bintaro, daycare tangerang, daycare
tangerang selatan, daycare banten, daycare pondok cabe, #Anak #Penitipan #PenitipanAnak
#TempatPenitipanAnak #Jakarta #Ciputat #Pamulang #Bintaro #Persib #HappyNewYear
#MenjadiYangTerbaik #KeretaCepat #Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar