Airlangga, anak kelas satu SMA yang tinggal di daerah Depok, beberapa kali kewalahan dengan kegiatan-kegiatannya setiap hari. Selain sekolah, ia juga mengikuti ekstrakurikuler basket, ditambah mengikuti pelajaran tambahan untuk persiapan olimpiade matematika. Belum lagi beberapa minggu terakhir ini orangtuanya dengan sengaja memasukkannya ke kelas piano klasik untuk meningkatkan kemampuannya dalam bermusik.
Menurut Airlangga, orangtuanya merasa ia mampu menjalani rutinitas tersebut, selain meyakini bahwa kelas piano itu mendukung bakatnya dan membantunya lebih piawai bemusik, terutama saat bermusik untuk kegiatan di gerejanya.
Selamat datang di dunia hyper-parenting. Sebuah dunia yang mana orang-orangtua ‘memacu’ anaknya untuk terus berlari kencang ke depan dengan ketiadaan garis finish. Sejumlah orangtua menikmati perannya tersebut, karena selain memegang kontrol penuh atas perjalanan anak-anaknya, mereka juga merasakan kepuasan atas aturan-batasan yang mereka tetapkan sendiri.
Namun, benarkah pola asuh yang terlihat sistematis ini baik untuk perkembangan anak?
“Ini sebenarnya adalah permasalahan pola asuh orangtua, setidaknya untuk keluarga kelas menengah ke atas,” kata psikiater anak Dr. Alvin Rosenfed.
Rosenfeld juga mengungkapkan bahwa orangtua percaya mereka mampu ‘memprogram’ anak mereka untuk tujuan mencapai kesuksesan dengan pola hyper-parenting ini.
“Ini adalah pola asuh fasis dan menjauhkan anak dan orangtua dari hal-hal menyenangkan yang seharusnya bisa mereka lakukan,” tambah Rosefeld.
Rosefeld juga menjelaskan bahwa sejumlah orangtua kalangan menengah ke atas lebih sering khawatir atas kehidupan anak mereka yang sebenarnya baik-baik saja. Bahkan ada beberapa orangtua yang secara sengaja mencari hormon pertumbuhan untuk anaknya, didasari anggapan bahwa orang-orang bertubuh pendek akan dianggap pecundang.
"Sejumlah dokter melaporkan bahwa anak-anak sering menderita sakit maag dan sakit kepala akibat kelelahan dan stres," kata pakar anak kecil, William Doherty dari University of Minnesota.
Kecenderungan orangtua untuk ‘memaksa sempurna’ anak-anaknya ini juga dipicu oleh motivasi dan tuntutan yang dibentuk oleh lingkungan sekitarnya. Sejumlah orangtua bahkan percaya bahwa tindakannya tersebut termasuk dalam pola asuh anak baru.
"Ada anggapan bahwa perilaku orangtua tersebut termasuk dalam pola asuh baru, yang mengatakan bahwa Anda harus mengeluarkan semua potensi anak Anda di usia muda, jika Anda tidak mau kecewa di kemudian hari," kata Terri Apter, seorang ahli psikiatri remaja.
Kecenderungan kompulsif orangtua untuk menyempurnakan anak-anak mereka dalam segala hal ini turut dijelaskan oleh Nurul Mufidah dan Muhammad Rifqi dalam penelitian yang berjudul "Hyper-parenting Effects Toward Child’s Personality in Stephen King’s Novel Carrie". Melalui penelitiannya, Mufidah dan Rifqi mencoba mencari tahu latar belakang orangtua melakukan pola asuh hyper-parenting.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, peneliti menemukan bahwa penyebab utama terjadinya hyper-parenting adalah peristiwa traumatik masa lalu yang dialami oleh orangtua. Mereka juga menemukan sejumlah dampak negatif dari penerapan pola asuh anak ini.
“Hyper-parenting juga akan membuat anak kurang percaya diri, kurang mandiri, mudah menyerah, mudah cemas dan takut menghadapi dunia luar. Selain itu anak menjadi kurang terampil dalam bersosialisasi,” tulis kedua peneliti.
Pola asuh hyper-parenting yang cenderung mendikte anak ini akan menyebabkan anak mempunyai emosi yang kaku dan sulit dikontrol. Selain itu, anak yang terlalu terbebani dengan aturan dan tugas juga akan membuat tenaga dan pikirannya terkuras, yang bukannya tidak mungkin akan berujung pada masalah kesehatan si anak itu sendiri.
Hal ini dijelaskan oleh Ian Janssen dalam risetnya yang berjudul "Hyper-parenting is Negatively Associated with Physical Activity Among 7–12 Year Olds." Penelitian yang melibatkan 724 orangtua dari anak berusia 7-12 tahun di Amerika Utara ini menerangkan bahwa pola asuh hiper akan menyebabkan dampak negatif pada aktivitas fisik anak. Padahal, aktivitas fisik ini memainkan peran penting dalam menentukan kesehatan mental, fisik, dan sosial anak.
Kebiasaan orangtua mengarahkan anaknya akan membuat anak menjadi terlalu penurut dan kurang bisa mengembangkan bakat dan potensinya sendiri. Banyaknya tugas dari orangtua dan aturan-aturan yang membatasi gerak mereka berpotensi membuat anak tertekan, terbebani, dan rentan depresi.
Stanford Dean dan Julie Lythcott-Haims dalam buku How to Raise an Adult: Break Free of the Overparenting Trap and Prepare Your Kid for Success menuliskan juga bahwa anak yang kurang mendapat kebebasan dari orangtuanya lebih rentan menjadi korban bully di sekolah ataupun lingkungannya. Perundungan terjadi karena kurangnya kemampuan komunikasi antara anak dengan teman-temannya.
Peraturan dan tugas yang diarahkan orangtua otomatis membuat anak menjadi lebih sibuk, sehingga perlahan akan abai dengan lingkungan sekitar. Kesibukan yang dijalani anak akan membuat waktu bermain anak menjadi sangat kurang. Selain itu, ia secara perlahan ditarik dari lingkungan sosialnya. Konsekuensinya, anak-anak ini akan kesulitan berkomunikasi dengan baik dengan teman-teman sekitarnya.
Perilaku hyper-parenting juga mengarah pada pembatasan kegiatan anak dengan lingkungan bermainnya. Sejumlah orangtua bahkan melarang anak-anaknya bermain di tempat-tempat kotor. Celakanya, penelitian yang dipublikasi di Journal of Allergy and Clinical Immunology mencatat, anak-anak yang tinggal di rumah yang terlalu bersih justru lebih mudah menderita alergi dan asma.
“Orangtua mungkin berpikir anaknya harus sehat sehingga mereka terlalu overprotektif menjaga mereka dari paparan kotoran, debu, jamur. Tapi nyatanya, kotoran adalah bagian dari pengembangan sistem kekebalan tubuh anak. Ketika Anda menciptakan lingkungan yang steril untuk anak-anak, Anda justru membentuk anak Anda menjadi lebih mudah sakit,” pungkas Dr. Todd Mahr, seorang ahli alergi dan imunologi.
Jihan
DayCare Rumah Penitipan Anak Usia 4bln-6thn, Jl Arya Putra No.34 Kedaung,
Pamulang - TangSel 15415, CP: Bunda Yayat, Mobile: +628-235-235-3646. Penitipan
anak jakarta, yayat maryati, Bandung, tangerang, tangerang selatan, pamulang,
bintaro, pondok cabe, pesawat, persib, Harga tempat penitipan anak, Tempat
penitipan anak tangerang, Kurikulum penitipan anak, Usaha tempat penitipan
anak, Taman penitipan anak, Jasa penitipan anak, Biaya penitipan, Jasa
penitipan anak, baby daycare tangerang, baby daycare jakarta, baby daycare
pamulang, baby daycare bintaro, baby daycare ciputat, baby daycare pondok cabe,
baby daycare pd cabe, baby daycare di tangerang selatan, baby daycare di
tangerang, baby daycare di jakarta, baby daycare di pamulang, baby daycare di bintaro,
baby daycare di ciputat, baby daycare di pondok cabe, baby daycare di pd cabe,
baby daycare tangerang di selatan, Penitipan anak jakarta, Penitipan anak
ciputat, Penitipan anak pamulang, Penitipan anak tangerang, Penitipan anak
tangerang selatan, Penitipan anak bintaro, penitipan anak di bintaro, penitipan
anak di ciputat, penitipan anak terbaik di jakarta, bisnis, hipmi, ukm, umkm,
bank, mandiri, khusus ibu yang bekerja, karir, berkarir, anak anda tidak ada
yang mengasuh, anak titipan tuhan, jagalah dia baik-baik, Ahok, Joko, Monas,
Bus Way, Tol, Money, Bank, Bisnis, UKM, jangan berangkat kerja sebelum
menitipkan anak di Jihan DayCare, anak anteng rezeki kenceng, cara tepat
pengasuhan anak, lebih praktis ke penitipan anak, anda kesulitan dengan baby
sitter, TDA, Tangan Di Atas, JDC solusinya, sepak bola, timnas, bank bca, bank
mandiri, bank bni, pssi, u18, u19, u20, u21, u22, Liga 1, gojek, traveloka,
Liga 2, PSSI, Ayah, Bunda, Ibu, Bapak, Adik, Kakak, Bobo, Tidur, Parenting,
Keluarga, Jihan DayCare, Rumah Penitipan dan Pendidikan anak usia dini, usia 4
bulan sampai 6 tahun, Telkom, Telkomsel, Simpati, Presiden, Sehat, ceria,
nyanyi, cerita, dongeng, senyum, bahagia, senang, hormat, sopan, santun, budi
pekerti, lemah lembut, anies baswedan, smart, cerdas, tutur kata, runut,
penitipan anak, penitipan anak, penitipan, anak, penitipan anak jakarta,
penitipan anak jabotabek, jakarta, bogor, tangerang, bekasi, depok, sawangan,
golf, makan, minum, gratis, free, asri, alami, makan, minum, belajar,
sosialisasi, apartemen, rumah, susun, rumah susun, pemilu, pemilukada, cagub,
cawagub, gubernur, walikota, bupati, kpu, hari pencoblosan, parenting, meeting,
bisnis, tanah abang, pasar, kereta, commuter line, statsiun, kereta api,
pesawat, indonesia, proklamasi, merdeka, kemerdekaan, republik, 17, 17 Agustus
1945, Jl Arya Putra No 34 RT 09/10, Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan 15415,
08-235-235-3646, 082352353646, anak,
penitipan, penitipan anak, baby, daycare, baby daycare, tempat penitipan anak,
jakarta, ciputat, pamulang,bintaro, persib, baby massage, baby spa, terapi,
urut, pijat, oke oce, anis baswedan, sandy, anis sandy, menteri, mentri, cipayung,
jombang, sawah baru, sawah lama, serua, serua indah, cempaka putih, cireundeu,
pisangan, pondok ranji, rempoa, rengas, bambu apus, benda baru, pamulang barat,
pamulang timur, pondok benda, pondok cabe ilir, pondok cabe udik, jurang mangu
barat, jurang mangu timur, perigi lama, perigi baru, pondok aren, pondok
betung, pondok jaya, pondok kacang barat, pondok kacang timur, pondok karya,
pondok timur, pondok kacang, serpong, serpong utara, setu, piala presiden,
jawa, sunda, betawi, taman, main, taman main, penitipam anak di bintaro,
penitipan anak bintaro, www.jihandaycare.com , liga 1, gojek, traveloka, liga1
gojek traveloka, piala dunia, world cup, russia, argentina, spanyol, portugal,
brazil, cr7, cristiano ronaldo, asian games, russia, asian games, kak seto, gojek,
nadiem makarim, traveloka, telkomsel, indosat, indonesia, france,prancis,
lazada, bukalapak, blibli, shopee, google, seto mulyadi, day care ciputat, daycare
ciputat, daycare pamulang, daycare bintaro, daycare tangerang, daycare
tangerang selatan, daycare banten, daycare pondok cabe, #Anak #Penitipan #PenitipanAnak
#TempatPenitipanAnak #Jakarta #Ciputat #Pamulang #Bintaro #Persib #HappyNewYear
#MenjadiYangTerbaik #KeretaCepat #Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar