Saya pernah membaca mengenai guru di Australia yang merasa lebih khawatir jika murid-muridnya tidak bisa antri, dibandingkan tidak bisa mengerjakan soal matematika. Mengapa? Karena untuk melatih anak matematika dapat dilakukan secara intensif hanya dalam jangka waktu 3 bulan. Sedangkan, membangun kebiasaan antri dibutuhkan waktu 12 tahun! Pantas saja mereka khawatir.
Bagaimana dengan di Indonesia? Sayangnya, antri masih bisa dibilang budaya asing. Hiks. Saya kerap diserobot saat antri, ataupun terkadang tidak dapat dibentuk antrian sama sekali. Misalnya, saat di toilet ataupun berbelanja di tempat-tempat tertentu.
Semoga kebiasaan antri anak-anak ini berkembang hingga mereka dewasa nanti. Aamiin....
Ini merupakan salah satu alasan saya lebih memilih belanja di pertokoan atau swalayan. Karena saat membayar, semua orang dikondisikan dalam keadaan antri. Meski alasan lain juga sih, karena saya seringkali salah ambil barang yang mau di beli di pasar tradisional. Yang kemudian jadi bahan ejekan sepanjang masa oleh suami hahahahah
Intinya, saya sih rela deh antri lama, asal tertib dan tidak ada yang nyerobot-nyerobot gitu. Bawaannya jadi nahan kesel sama marah, soalnya kan malu juga kalo ngomel beneran. Seringnya sih gak enak. Maklum lah orang Indonesia.
Harapan Baru
Beberapa waktu lalu saya dan anak-anak berada di sebuah arena permainan. Tersedia mobil-monilan dan pom pengisian bensin mainan. Lucuuu deh. Anak saya langsung semangat main. Puter sana, puter sini. Pokoknya gak pake capek deh, beda sama ibunya yang kemudian memilih melipir di pojok hehe
Sampai akhirnya saya melihat antrian yang dibentuk oleh anak-anak usia 2-3 tahun. Ternyata mereka sedang mengantri untuk mengisi bensin. Seorang anak yang berusia sekitar 2 tahun tengah asik menjalankan tugas mengisi bensin. Sementara, anak saya menunggu di posisi antrian paling akhir.
Sungguh siang itu saya jadi lebay. Ditengah masyarakat Indonesia yang katanya paling sulit antri, saya berdiri di hadapan beberapa anak-anak yang dengan tertib mengantri. Tak ada satu pun yang berusaha mendahului orang yang ada di depannya, sebagaimana yang sering saya lihat di dunia orang dewasa selama ini.
Demikianlah siang itu saya membawa secercah harapan, kelak antri menjadi kebudayaan yang tidak terpisahkan lagi di Indonesia, sebagaimana negara-negara lain.
Ada banyak manfaat dari mengantri antara lain manajemen waktu, bersabar, menghargai orang lain, disiplin hingga bersosialisasi dan kreatif untuk mengisi waktu selama antri. Mengantri juga akan tampak sebagai cerminan dari etika moral seseorang.
Bagaimana cara mengajar anak-anak antri? Menurut saya, tidak ada pembelajaran lain yang lebih baik untuk anak-anak mengenai antri, yaitu melihat contoh orangtua dan orang-orang di sekelilingnya.
Saya yakin beban tanggungjawab itu tak hanya tugas orangtua, pendidik atau sekolah, namun juga seluruh lapisan masyarakat. Bagaimana menurut para bunda?
Penitipan anak Bandung, persib, Harga tempat penitipan anak, Tempat penitipan anak tangerang, Kurikulum penitipan anak, Usaha tempat penitipan anak, Taman penitipan anak, Jasa penitipan anak, Biaya penitipan, Jasa penitipan anak, Penitipan anak jakarta, Penitipan anak ciputat, Penitipan anak pamulang, Penitipan anak tangerang, Penitipan anak tangerang selatan, Penitipan anak bintaro, penitipan anak terbaik di jakarta, khusus ibu yang bekerja, karir, berkarir, anak anda tidak ada yang mengasuh, anak titipan tuhan, jagalah dia baik-baik, jangan berangkat kerja sebelum menitipkan anak di Jihan DayCare, anak anteng rezeki kenceng, cara tepat pengasuhan anak, lebih praktis ke penitipan anak, anda kesulitan dengan baby sitter, JDC solusinya. Jihan DayCare, Rumah Penitipan dan Pendidikan anak usia dini, usia 4 bulan sampai 6 tahun, Jl Arya Putra No 34 RT 09/10, Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan 15415, 082352353646
#Anak #Penitipan #PenitipanAnak #TempatPenitipanAnak #Jakarta #Ciputat #Pamulang #Bintaro #Persib #HappyNewYear
0 komentar:
Posting Komentar