Agar tidak salah kaprah, sebelum bereaksi, sebaiknya Mama mencerna dulu cerita anak dengan tenang. Mungkin karena keterbatasan cara berpikir dan berkomunikasinya, bisa saja apa yang disampaikan anak belum tentu seburuk yang Mama bayangkan.
Menurut Susanne Denham ada beberapa alasan mengapa anak suka mengadu:
1. Mencari penguatan nilai. Sejak usia batita, anak mulai memiliki nilai moral. Ia bisa menilai dan membandingkan perilaku anak lain dengan dirinya. Seperti contoh Akila tadi yang selalu diajarkan untuk jujur, dia akan kesal melihat temannya berbuat curang dan tidak ditegur gurunya. Karena itu pengaduan ke mamanya sebenarnya untuk menguatkan nilai kejujuran yang selama ini diajarkan.
2. Meminta perhatian. Di masa sekolah, anak mulai belajar beradaptasi dengan lingkungan baru dan anak-anak sebayanya. Belum tentu ia mendapat perhatian sebesar di rumah. Mungkin juga ketika ada temannya yang mengganggunya, tidak ada yang membelanya. Karena itu ia mengadu kepada Mama untuk mendapatkan dukungan.
Tentunya ia merasa senang jika Mama menanggapi aduannya dan mengikuti kemauannya. Hal ini masih terbilang wajar, karena mereka belum terbiasa untuk berbagi perhatian dengan anak lain. Hanya saja kalau ia tidak diberi pemahaman yang benar, ia akan terus menerus mengadu kepada Mama. Sehingga ia tidak belajar untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dan cenderung tergantung pada Mama.
3. Kurang percaya diri. Mengadu pun bisa menjadi wujud persaingan antar-saudara atau antara anak dan teman-temannya. Umumnya orangt ua akan memberikan perhatian kepada anak yang berprestasi atau bertindak sesuai aturan. Sehingga kalau anak berbuat salah atau gagal meraih prestasi, ia pun akan mencari-cari cara untuk menutupi kekurangannya itu. “Nina bisa juara karena dia disayang Bu Guru” atau “Aku kan nggak ikut les jadi nilaiku nggak bagus”. Intinya, ia (lagi-lagi) ingin mendapat perhatian dan dukungan dari orangtuanya.
Jadi kuncinya sebenarnya ada pada Mama. Bagaimana Mama bereaksi terhadap aduan anak akan menentukan perilakunya selanjutnya. Karena setiap anak pada dasarnya belajar dari apa yang ia lihat dan ia dengar dari lingkungannya. Untuk itulah, Mama harus menyikapi aduan anak dengan bijak.
Tidak semua aduan perlu ditanggapi dengan tindakan. Terkadang anak hanya ingin Mama mau mendengarkan ceritanya atau memeluknya di saat mereka sedang sedih. Karena yang mereka butuhkan sebenarnya adalah rasa nyaman berada di samping Mama.
Penitipan anak di Jombang, Penitipan anak di serua indah, Penitipan anak di Kedaung, Penitipan anak Bandung, persib, Harga tempat penitipan anak, Tempat penitipan anak tangerang, Kurikulum penitipan anak, Usaha tempat penitipan anak, Taman penitipan anak, Jasa penitipan anak, Biaya penitipan, Jasa penitipan anak, Penitipan anak jakarta, Penitipan anak ciputat, Penitipan anak pamulang, Penitipan anak tangerang, Penitipan anak tangerang selatan, Penitipan anak bintaro, penitipan anak terbaik di jakarta, khusus ibu yang bekerja, karir, berkarir, anak anda tidak ada yang mengasuh, anak titipan tuhan, jagalah dia baik-baik, jangan berangkat kerja sebelum menitipkan anak di Jihan DayCare, anak anteng rezeki kenceng, cara tepat pengasuhan anak, lebih praktis ke penitipan anak, anda kesulitan dengan baby sitter, JDC solusinya. Jihan DayCare, Rumah Penitipan dan Pendidikan anak usia dini, usia 4 bulan sampai 6 tahun, Jl Arya Putra No 34 RT 09/10, Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan 15415, 082352353646
#Anak #Penitipan #PenitipanAnak #TempatPenitipanAnak #Jakarta #Ciputat #Pamulang #Bintaro #Persib
#Anak #Penitipan #PenitipanAnak #TempatPenitipanAnak #Jakarta #Ciputat #Pamulang #Bintaro #Persib
0 komentar:
Posting Komentar