Helicopter parenting adalah sebutan populer untuk orangtua yang memperhatikan berbagai aspek kehidupan anak secara berlebihan.
Helicopter parenting merupakan sebutan populer untuk orangtua yang berlebihan dalam memperhatikan berbagai aspek kehidupan anak. Kata “Helicopter” menurut laman Parentology diartikan sebagai orangtua yang selalu “terbang di atas kepala anak” dan mengawasi setiap tindakan anak.
Istilah ini mulai digunakan pada tahun 2000 ketika berbagai perguruan tinggi di Amerika mendapatkan banyak keluhan dari orangtua mahasiswanya. Para orang tua kala itu mengeluhkan nilai anak-anaknya kepada profesor di perguruan tinggi.
Helicopter parenting bertindak sebagai asisten pribadi pada anak-anak, seperti menyiapkan seluruh peralatan sekolah, mengerjakan tugas prakarya, hingga mengantarkan peralatan sekolah yang tertinggal.
Pada jangka panjang, anak-anak yang diasuh helicopter parenting memiliki lebih sedikit keunggulan kompetitif ketika tumbuh dewasa. Amy Morin, seorang pakar psikologi sekaligus penulis Wall Street Journal mengatakan, anak-anak yang memiliki helicopter parenting akan menghadapi berbagai masalah ketika dewasa. Dalam artikelnya yang dipublikasikan oleh Morin dalam Psychology Today, menyebutkan, setidaknya ada lima masalah yang akan dialami oleh anak-anak yang diasuh dengan helicopter parenting.
1. Bermasalah dengan kesehatan
Studi yang dilakukan oleh Florida State University mengungkapkan, anak-anak yang diasuh oleh helicopter parenting cenderung memiliki masalah kesehatan ketika dewasa. Hal ini karena selama hidupnya, orangtualah yang mengatur kapan anak-anak harus tidur, berolahraga, bahkan makanan apa yang harus mereka makan. Studi ini bahkan menunjukkan bahwa dengan tidak adanya pengingat yang konstan dari orangtua, anak-anak helikopter tidak peduli dengan tubuh mereka.
2. Merasa berhak atas semua kemudahan
Pada pengasuhan helicopter parenting cenderung berpikir bahwa anak-anaknya adalah pusat alam semesta. Helicopter parenting akan selalu memberikan berbagai kemudahan untuk anak-anak. Kemudahan-kemudahan ini akhirnya tertanam pada diri anak sebagai sesuatu yang memang pantas ia terima.
Gagasan ini tidak mudah hilang, justru terbawa hingga anak helikopter berusia 18 tahun. Hal inilah mengapa anak-anak helikopter selalu menganggap bahwa ia pantas menuntut berbagai kemudahan dari orang lain. Baca juga: 'Platonic Parenting': Menjadi Orangtua Tanpa Perlu Menikah
3. Kesulitan mengatur emosi
Helicopter parenting cenderung menjadi penjaga anaknya dari apapun, termasuk emosi. Jika anaknya sedih, orangtua akan menenangkan mereka. Begitu pula ketika anak merasa kesal ataupun marah.
Kecenderungan ini membuat anak-anak helikopter tumbuh tanpa tau bagaimana mengatur emosi, karena orangtua yang melakukannya untuk mereka. Pada studi yang dilakukan oleh University of Mary Washington menemukan bahwa mahasiswa yang memiliki helicopter parenting cenderung mengalami depresi dan merasa tidak puas dengan kehidupan secara keseluruhan.
4. Bergantung pada obat-obatan
Anak-anak helikopter tidak terbiasa dalam menoleransi perasaan tidak nyaman. Ini karena orangtua yang melindungi anaknya dari rasa sakit dan mencegahnya berurusan dengan kesulitan.
Obat-obatan adalah salah satu cara di mana anak-anak helikopter mengatasi rasa sakit dengan cepat. Para ilmuwan mengatakan bahwa kebanyakan anak-anak helikopter cenderung mengonsumsi obat untuk anxiety, depresi, dan pil pereda rasa sakit.
5. Anak kesulitan mengatur diri sendiri
Karena pengaruh orangtua yang begitu besar dalam kehidupannya, anak-anak yang diasuh dengan helicopter parenting akan mengalami kesulitan untuk mandiri. Lingkungan sudah terbiasa terstruktur dan diatur oleh asisten pribadinya, yakni orangtua. Anak-anak helikopter tidak diberi kesempatan untuk mengelola diri sendiri yang menyebabkannya tidak memiliki kemampuan untuk mengatur diri sendiri. Tidak sedikit kasus di mana anak-anak helikopter tumbuh dengan sifat menunda-nunda, kurang inisiatif, dan kurang motivasi.
Jihan DayCare Rumah Penitipan Anak
Usia 4bln-6thn, Jl Arya Putra No.34 Kedaung, Pamulang - TangSel 15415, CP:
Bunda Yayat, Mobile: +628-235-235-3646. Penitipan anak jakarta, yayat maryati,
Bandung, tangerang, tangerang selatan, pamulang, bintaro, pondok cabe, pesawat,
persib, Harga tempat penitipan anak, Tempat penitipan anak tangerang, Kurikulum
penitipan anak, Usaha tempat penitipan anak, Taman penitipan anak, Jasa
penitipan anak, Biaya penitipan, Jasa penitipan anak, baby daycare tangerang,
baby daycare jakarta, baby daycare pamulang, baby daycare bintaro, baby daycare
ciputat, baby daycare pondok cabe, baby daycare pd cabe, baby daycare di
tangerang selatan, baby daycare di tangerang, baby daycare di jakarta, baby
daycare di pamulang, baby daycare di bintaro, baby daycare di ciputat, baby
daycare di pondok cabe, baby daycare di pd cabe, baby daycare tangerang di
selatan, Penitipan anak jakarta, Penitipan anak ciputat, Penitipan anak
pamulang, Penitipan anak tangerang, Penitipan anak tangerang selatan, Penitipan
anak bintaro, penitipan anak di bintaro, penitipan anak di ciputat, penitipan
anak terbaik di jakarta, bisnis, hipmi, ukm, umkm, bank, mandiri, khusus ibu
yang bekerja, karir, berkarir, anak anda tidak ada yang mengasuh, anak titipan
tuhan, jagalah dia baik-baik, Ahok, Joko, Monas, Bus Way, Tol, Money, Bank,
Bisnis, UKM, jangan berangkat kerja sebelum menitipkan anak di Jihan DayCare,
anak anteng rezeki kenceng, cara tepat pengasuhan anak, lebih praktis ke
penitipan anak, anda kesulitan dengan baby sitter, TDA, Tangan Di Atas, JDC
solusinya, sepak bola, timnas, bank bca, bank mandiri, bank bni, pssi, u18,
u19, u20, u21, u22, Liga 1, gojek, traveloka, Liga 2, PSSI, Ayah, Bunda, Ibu,
Bapak, Adik, Kakak, Bobo, Tidur, Parenting, Keluarga, Jihan DayCare, Rumah
Penitipan dan Pendidikan anak usia dini, usia 4 bulan sampai 6 tahun, Telkom,
Telkomsel, Simpati, Presiden, Sehat, ceria, nyanyi, cerita, dongeng, senyum,
bahagia, senang, hormat, sopan, santun, budi pekerti, lemah lembut, anies
baswedan, smart, cerdas, tutur kata, runut, penitipan anak, penitipan anak,
penitipan, anak, penitipan anak jakarta, penitipan anak jabotabek, jakarta,
bogor, tangerang, bekasi, depok, sawangan, golf, makan, minum, gratis, free,
asri, alami, makan, minum, belajar, sosialisasi, apartemen, rumah, susun, rumah
susun, pemilu, pemilukada, cagub, cawagub, gubernur, walikota, bupati, kpu,
hari pencoblosan, parenting, meeting, bisnis, tanah abang, pasar, kereta,
commuter line, statsiun, kereta api, pesawat, indonesia, proklamasi, merdeka,
kemerdekaan, republik, 17, 17 Agustus 1945, Jl Arya Putra No 34 RT 09/10,
Kedaung, Pamulang, Tangerang Selatan 15415, 08-235-235-3646, 082352353646, anak, penitipan, penitipan
anak, baby, daycare, baby daycare, tempat penitipan anak, jakarta, ciputat, pamulang,bintaro,
persib, baby massage, baby spa, terapi, urut, pijat, oke oce, anis baswedan,
sandy, anis sandy, menteri, mentri, cipayung, jombang, sawah baru, sawah lama,
serua, serua indah, cempaka putih, cireundeu, pisangan, pondok ranji, rempoa,
rengas, bambu apus, benda baru, pamulang barat, pamulang timur, pondok benda,
pondok cabe ilir, pondok cabe udik, jurang mangu barat, jurang mangu timur,
perigi lama, perigi baru, pondok aren, pondok betung, pondok jaya, pondok
kacang barat, pondok kacang timur, pondok karya, pondok timur, pondok kacang,
serpong, serpong utara, setu, piala presiden, jawa, sunda, betawi, taman, main,
taman main, penitipam anak di bintaro, penitipan anak bintaro,
www.jihandaycare.com , liga 1, gojek, traveloka, liga1 gojek traveloka, piala
dunia, world cup, russia, argentina, spanyol, portugal, brazil, cr7, cristiano
ronaldo, asian games, russia, asian games, kak seto, gojek, nadiem makarim,
traveloka, telkomsel, indosat, indonesia, france,prancis, lazada, bukalapak,
blibli, shopee, google, seto mulyadi, day care ciputat, daycare ciputat,
daycare pamulang, daycare bintaro, daycare tangerang, daycare tangerang
selatan, daycare banten, daycare pondok cabe,
start up, lazada, blibli, tokopedia, gojek, traveloka, bukalapak, MRT
#Anak #Penitipan #PenitipanAnak #TempatPenitipanAnak #Jakarta #Ciputat
#Pamulang #Bintaro #Persib #HappyNewYear #MenjadiYangTerbaik #KeretaCepat
#Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar