Pilih Karir atau Keluarga
Banyak perempuan yang tinggal di kota besar menunjukkan eksistensi
dirinya melalui karir profesional. Pendapatan pribadi yang diterima
setiap bulan merupakan bentuk kebanggaan sekaligus identitas sebagai
individu yang mandiri. Namun hal ini sering berbenturan dengan peran
lain ketika perempuan terikat dalam institusi pernikahan. Kewajiban pun
berlipat ganda. Terlebih jika sudah memiliki keturunan. Tak sedikit
perempuan mengaku mengalami dilema ketika dihadapkan kepada dua pilihan
besar, yakni mengabdi sebagai istri dan ibu di dalam rumah, atau tetap
bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Terdapat beberapa alasan paling utama saat seorang perempuan
akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja.
- “Pertama adalah jumlah anak.
Semakin banyak anak, biasanya kemungkinan si ibu berhenti bekerja
menjadi semakin besar.
- Kedua adalah tidak ada pengasuh atau orang yang
bisa dimintai tolong untuk mengasuh si anak.
- Ketiga adalah permintaan
suami,
- dan terakhir adanya dukungan keuangan yang cukup, yaitu dari
pihak suami.”
Banyak ibu muda yang memilih untuk
mengorbankan identitas profesionalnya di kantor demi turun tangan
langsung dalam pengasuhan anak, karena atas permintaan suami dan mengurus rumahtangga
Selain itu, dibutuhkan kesiapan mental
dalam menghadapi transisi besar, yakni dari lingkup dunia kerja menjadi
dunia rumah tangga.
Sudah Mantapkah Mental Anda?
Pada kenyataannya, tidaklah mudah bagi seorang perempuan yang telah
lama bekerja untuk begitu saja menjadi ibu rumah tangga. Patut diakui,
lingkup dunia rumah tangga jauh lebih sempit dibandingkan lingkup dunia
profesional. Di dunia kerja, seseorang dimungkinkan untuk berinteraksi
dengan begitu banyak orang dengan beragam latar belakang. Sementara
dunia rumah tangga tidaklah demikian. Si ibu umumnya hanya berinteraksi
dengan anak, asisten rumah tangga, atau tetangga.
“Seorang ibu bekerja yang akan memutuskan untuk menjadi ibu rumah
tangga bisa diibaratkan seperti orang yang nanar. Maksudnya, jika
mentalnya tidak benar-benar siap, dia bisa bingung, frustasi. Sudah
seperti orang yang mau pingsan saja,.
Ketika seorang perempuan bekerja memutuskan untuk total menjadi ibu
rumah tangga, maka dia akan menghadapi suatu perubahan drastis dalam
hidup. “Ruang publiknya saja sudah berbeda. Belum lagi merasa sendirian
di rumah, ditinggal suami, sementara dia harus menghadapi anak. Selain
itu, tanggung jawabnya juga menjadi jauh lebih berat karena harus
mengurus suami dan anak sekaligus,” Ayub menambahkan.
Pengaruh Terhadap Anak
Mungkin Anda pernah mendengar tentang suatu pendapat yang menyebutkan
bahwa anak yang kedua orang tuanya bekerja akan tumbuh menjadi sosok
yang lebih mandiri dibandingkan dengan yang tidak. Tanpa bermaksud untuk
membantah pendapat ini, Ayub mengingatkan bahwa meskipun hal ini benar,
tapi tidaklah menjadi jaminan.
Dalam beberapa kasus, memang ada anak yang menjadi mandiri karena
ibunya bekerja. Tapi kemandirian yang dia capai berasal dari suatu
proses
trial and error. “Sesungguhnya, si anak limbung karena
ibu yang menjadi tempat dia bergantung hanya punya sedikit waktu untuk
berinteraksi dengannya. Akhirnya, si anak belajar dari pengalamannya
sendiri dan lambat laun menjadi mandiri,”
Sementara itu, anak yang diasuh oleh ibu yang berprofesi sebagai ibu
rumah tangga juga belum tentu menjadi sosok yang manja. Ayub dengan
bangga mencontohkan kesuksesan ketiga putrinya yang diasuh penuh oleh
istrinya yang seorang ibu rumah tangga total. “Pada dasarnya, orang yang
mengendalikan rumah tangga adalah perempuan, bukan laki-laki. Mandiri
tidaknya seorang anak lebih dipengaruhi oleh bagaimana si ibu
menjalankan perannya, dan ini tidak ada hubungannya dengan profesi,
entah itu di kantor, atau sebagai ibu,” Ayub menegaskan.
Sama-sama Menguntungkan
Dihadapkan pada dua pilihan besar memang tidaklah menyenangkan.
Terlebih ketika kedua pilihan tersebut dirasakan sama-sama signifikan,
baik untuk Anda, maupun masa depan keluarga. Pada dasarnya,
masing-masing pilihan tentu memiliki sisi plus minus dan tidak berefek
sama pada kasus per kasus. Semua kembali kepada situasi dan kondisi Anda
maupun rumah tangga yang sedang dijalani. Namun yang perlu diingat,
kedua pilihan ini sama-sama memiliki keuntungan.
Ibu bekerja yang memutuskan untuk berhenti mungkin akan cemas dengan
lingkup pergaulannya kelak, atau juga dengan laju inflasi yang terkadang
tak bisa diprediksi. Tetapi tengoklah keuntungan besar yang bisa Anda
raih apabila menjadi ibu rumah tangga. Dengan mengasuh anak tanpa
bantuan orang lain, Anda punya kendali besar dalam tumbuh kembang anak
hingga dia dewasa nanti. Andalah yang akan mentransfer ilmu berupa
pendidikan usia dini, penanaman nilai yang dianut keluarga serta
kematangan emosional ke diri anak.
Jika khawatir dengan lingkungan pergaulan yang menyempit, tetaplah
tenang dan optimistis. Karena pada dasarnya, lingkungan pergaulan bisa
dicari atau dibentuk sendiri. Beberapa cara yang dapat Anda lakukan
adalah:
- Pertahankan teman-teman lama. Jika perlu, luangkan waktu sekali seminggu atau sekali dua minggu untuk bertemu dengan mereka.
- Bergabung dengan kelompok-kelompok tertentu. Di
zaman modern sekarang, tidaklah sulit untuk mencari klub atau
kelompok berdasarkan hobi tertentu. Carilah klub tersebut melalui
internet lalu bergabunglah di mailing list mereka. Atau, Anda
juga bisa sedikit menyibukkan diri dengan aktif di sekolah,
lingkungan tempat tinggal, ataupun kegiatan sosial yang umumnya
diselenggarakan di rumah-rumah ibadah.
- Mencari pekerjaan tambahan. Pada dasarnya, ada
banyak pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah. Menerjemahkan buku,
membuat transkrip, menjahit, membuka catering, bergabung dengan MLM
hanyalah sejumlah kecil pekerjaan yang bisa dilakukan seorang ibu
rumah tangga. Dengan demikian, Anda tetap bisa berkarya dan
memunyai penghasilan sendiri.
Sementara ibu yang tetap bekerja umumnya khawatir dengan perkembangan
anaknya kelak, terlebih karena dia memiliki waktu yang lebih sedikit
untuk berinteraksi dengan sang buah hati. Memang menyewa
babysitter adalah
hal yang paling mudah. Tapi itu tetap bukan satu-satunya pilihan.
Karena Anda bisa memercayakan tumbuh kembang anak dengan:
- Melibatkan keluarga. “Entah itu orang tua
sendiri, saudara kandung, ipar, ataupun mertua, yang pasti tidak perlu
ragu untuk meminta bantuan keluarga, bahwa keluarga adalah pihak yang lebih bisa
dipercaya dalam hal pengasuhan anak, bahkan lebih dari babysitter.
- Menitipkan ke daycare. Daycare bisa dijadikan sebagai salah satu pilihan, khususnya bagi orang tua bekerja. Karena di daycare,
anak tidak hanya disediakan tempat beristirahat maupun makan, tapi
juga aktivitas lain seperti bermain ataupun belajar seni dan
olahraga. Carilah daycare yang tempatnya strategis dan mudah dijangkau, baik dari arah rumah ataupun dari kantor Anda.
Jihan DayCare I Rumah Penitipan & Pendidikan anak usia
dini I Kedaung - Ciputat I 021-8038-1550; 08-235-235-3636 I
Pendidikan anak, Usia
dini, Pendidikan anak usia dini, Penitipan anak, Penitipan anak ciputat,
Penitipan anak di kedaung, Tempat penitipan anak, Biaya tempat penitipan anak,
Penitipan anak di pamulang, Harga tempat penitipan anak, Tempat penitipan anak
tangerang, Kurikulum penitipan anak, Usaha tempat penitipan anak, Taman
penitipan anak, Jasa penitipan anak, Biaya penitipan, Jasa penitipan anak,
Penitipan anak jakarta, Penitipan anak ciputat, Penitipan anak pamulang,
Penitipan anak tangerang, Penitipan anak tangerang selatan, Penitipan anak
bintaro